JAKARTA - Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (PW Hima Persis) DKI Jakarta melakukan Dialog Kebangsaan pada Sabtu (13/72024). Kegiatan ini masuk dalam rangkaian pelantikan pengurus baru Hima Persis Jakarta masa bakti 2024-2026.
Dialog Kebangsaan ini mengangkat tema "Menyelisik Jakarta Sebagai Kota Global : Antara Tantangan dan Langkah Strategis". Ada empat narasumber utama yang hadir dalam dialog ini. Pertama, Hadi Nur Ramadhan yang merupakan sejarawan muda. Kedua, Yanuardi Syukur yang merupakan antropolog, penulis, dan akademisi. Ketiga, Mardani Ali Sera yang merupakan anggota Komisi II DPR-RI. Keempat, Yulius Brahmatya peneliti Litbang Kompas.
Baca juga:
Politik Nasional dan Pangandaran Tahun 2014
|
"Dialog kebangsaan ini sengaja diadakan menyertai kegiatan pelantikan, hasil dialog ini nantinya akan menjadi bahan pertimbangan Hima Persis Jakarta dalam menyusun dan menjalankan program kerja" ungkap ketua terpilih Ihsan Abdul Haq.
Dialog berlangsung selama dua jam dari pukul 14.00 - 16.00 wib. Mulai dari pemaparan beberapa narasumber, tanya jawab, dan closing statemen.
Dari aspek historis Ust. Hadi menjelaskan bahwa "semangat juang warga Betawi sangatlah tinggi, ini disebabkan tiga kekuatan, pertama mu'allim (guru ngaji), kedua Jawara, ketiga pengusaha".
Figur pemimpin menjadi sangat penting dalam lajunya Jakarta sebagai kota global. Mardani Ali Sera menegaskan "Jakarta butuh pemimpin yang melayani dan mau mendengarkan."
Selain itu, sebagai kota global transportasi umum di Jakarta pun harus ditambah agar bisa memenuhi kebutuhan transportasi warga Jakarta. Solusi yang memungkinkan adalah memperbanyak angkutan mikro trans, ini yang disampaikan oleh Yulius.
Tindak lanjut dari dialog kebangsaan ini ialah penulisan buku dengan judul Jakarta Kota Global : Sehimpun Gagasan Inspiratif & Inovatif Masyarakat Indonesia. Buku Jakarta Kota Global ini nanti jadi salah satu kontribusi ide dan gagasan Hima Persis Jakarta untuk DKJ, ungkap Yanuardi Syukur.***(red)